Jumat, 24 Desember 2010

Dalam Kebingungan Seorang Guru

Ulangan umum baru saja berlalu, raport sudah dibagikan. Dan untuk pertama kalinya saya harus membagi raport pada orang tua siswa sebagai wali kelas walau 17 tahun sudah saya menjadi seorang guru (pendidik atau pengajar ... itu belum bisa saya katakan. yang penting 17 tahun menjadi guru).
Banyak kejadian pada saat ini, dari sebelum ulangan umum sebagai panitia sampai dengan penulisan buku raport yang harus berada pada kondisi fisik yang sedang memburuk. ditambah lagi masalah-masalah yang mungkin baru pertama saya alami, yaitu masalah memberikan penilaian pada siswa.

Beberapa hari (tepatnya 2 hari) dari pembagian raport masih terpikir terus dalam hati saya, sebenarnya seperti apa sih kita harus mengajar atau memberikan pelajaran yang benar kepada anak, apakah harus dengan sebaik-baiknya yang penting anak-anak tuntas, atau harus dengan memberikan apa yang sesuai dengan kemampuan anak saja secara murni sehingga kalau memang anak tidak bisa harus dikeluarkan dari sekolah, atau menjadi seorang guru dengan memberikan nilai sebagai pemenuhan kewajiban saja sehingga bisa merekayasa dalam penilaian.

Dari kebingungan-demi-kebingungan dalam pencarian saya melalui mbah Google saya menemukan artikel dibawah ini yang langsung saja saya Kopy Paste mudah-mudahan ada manfaatnya, dan maaf pada yang punya artikel ini mudah-mudahan saya diberikan ijin.

Anda mungkin pernah melihat atraksi ronggeng monyet atau topeng monyet, dimana seekor monyet dapat memperagakan berjalan tegak sambil membawa payung-payungan, memikul bakul-bakulan, mengendarai sepeda-sepedaan, dan aneka atraksi lainnya.

Atraksi ini pada umumnya berlangsung di bawah kendali sang Pawang, dengan diiringi bunyi gamelan sederhana. Setelah adegan selesai, para penonton merasa terhibur dan langsung memberikan saweran sukarela, sebagai balas jasa atau tanda terima kasih atas atraksi yang telah disuguhkan oleh sang  Pawang dengan monyetnya.

Kemampuan monyet untuk dapat memperagakan adegan seperti ilustrasi di atas tentu bukan diperoleh secara tiba-tiba, tetapi pada dasarnya merupakan hasil belajar, melalui sentuhan  Sang Pawang dengan menggunakan teori belajar behaviorisme. Walaupun mungkin sang Pawang sendiri tidak pernah paham apa itu teori belajar behaviorisme,  tetapi tampaknya dia telah berhasil menerapkan teori belajar behavioristik secara sempurna dalam membentuk kompetensi dan perilaku baru monyet.

Sedikit saya beri gambaran bagaimana proses pembelajaran monyet untuk bisa mendapatkan kemampuan atau kompetensi di atas.  Pada mulanya, mungkin monyet itu merupakan hasil tangkapan dari hutan, tentu dengan kemampuan awal layaknya seekor monyet liar. Selanjutnya, dia dibawa ke lingkungan manusia, dengan diberi asrama  yang bernama kandang. Di bawah program pelatihan sang Pawang yang ketat, monyet mengikuti berbagai kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran yang dilakukan sang Pawang yaitu pemberian latihan yang terus-menerus dengan bertumpu pada dua kekuatan utama, yaitu pemberian hadiah dan hukuman.

Untuk bisa berjalan tegak, sang Pawang mengikat tangan monyet ke belakang pundaknya. Jika monyet berhasil berdiri tegak sesuai dengan instruksi,  sang Pawang langsung memberikan hadiah berupa makanan yang disukai monyet, misalnya  buah pisang,  atau  memberikan tindakan-tindakan lainnya yang membuat monyet senang.  Tetapi jika gagal, sang Pawang langsung memberikan hukuman, misalnya dengan menarik rantai atau tali yang membelenggu di lehernya.  Jika masih tetap membandel, sang Pawang pun tidak segan-segan memberi sanksi lain untuk memaksanya hingga  bisa berdiri tegak.

Pola pembelajaran seperti ini terus-menerus dilakukan untuk memperoleh kompetensi-kompetensi baru lainnya, seperti: memikul bakul-bakulan, membawa payung-payungan, bercermin, dan sebagainya. Bahkan dia dilatih pula untuk melakukan atraksi kolabarasi dengan anjing
Bersamaan dengan berlangsungnya proses pembelajaran ini, sang Monyet diperdengarkan alunan gamelan oleh sang Pawang,  dengan tujuan  agar dia bisa menampilkan gerakan-gerakan yang dilatihkan,  seiring dengan  irama gamelan yang diperdengarkannya.

Setelah selesai mengikuti program pelatihan yang dikembangkan oleh sang Pawang dan monyet sudah dianggap kompeten, mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal  yang ditetapkan sang Pawang, selanjutnya monyet diajak memasuki dunia baru,  yang sangat jauh berbeda dengan dunia sebelum  dia mengikuti  kegiatan  pembelajaran bersama sang Pawang.

Sejak saat itulah dia bukan lagi monyet seperti rekan-rekannya yang hidup di hutan bebas. Dia tidak lagi hidup bergelantungan dari pohon ke pohon, tetapi dia bergerak dari satu kampung ke kampung lainnya, mempertontonkan keahlian yang diperolehnya dari sang Pawang. Dia tidak lagi bercengkerama dengan keluarga dan sesamanya, tetapi dia lebih banyak bergaul dengan manusia. Dia tidak perlu lagi bersusah-payah mencari makanan sendiri, tetapi cukup menunggu jatah yang diberikan sang Pawang. Sang Pawang pun dalam memberi makanan  akan bergantung pada hasil jerih payahnya  keliling-keliling kampung bersama monyet kesayangannya.

Yang menjadi pertanyaan,  dengan aneka kemampuan yang didapat dari sang Pawang, Apakah  sesungguhnya  monyet itu bahagia? Masih pantaskah kita menyebutnya sebagai monyet? Bagaimana pula  pendidikan yang sesuai untuk  manusia?

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/12/23/pembelajaran-monyet/

Selasa, 30 November 2010

Try Out Ujian Nasional 2011

Untuk menghadapi Ujian Nasional Tahun 2011 dan mempersiapkan siswa-siswanya menghadapi hal tersebut, SMA Negeri 1 Mempawah mengadakan Try Out atau Uji Coba Ujian Nasional.204 siswa kelas XII mengikuti kegiatan ini.

204 siswa ini terdiri dari 168 siswa SMA Negeri 1 Mempawah, 26 Siswa SMA Muhhamadiyah Bakau Kecil dan 10 Siswa SMA Takhasus yang menginduk ke SMA Negeri 1 Mempawah terbagi dalam 13 ruang yang masing-masing terdiri dari 20 siswa, serta beberapa ruang kurang dari 10 siswa.

Try out kali ini adalah dari pihak sekolah, artinya semua soal dan penyelenggaraannya adalah sekolah. sedangkan diwaktu selanjutnya masih akan ada lagi try out yang diselenggarakan oleh MKKS maupun Tingkat Kabupaten.












Pada Try Out kali ini selain diliput oleh Harian Tribun Potianak juga dikunjungi oleh Komite Sekolah Serta Pengawas SMA dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pontianak.

Jumat, 19 November 2010

UNTUK ALUMNI TAHUN 80-AN

Kami beritahukan kepada seluruh Alumni SMAN 1 Mempawah angkatan 80-an foto-foto kegiatan pada tahun 80-an serta foto temu kangen alumni SMAN 1 Mempawah angkatan 1977, 1981, 1982 dan 1983  tanggal 20 Maret 2010 di Gedung Kartini Mempawah telah kami upload di blog ini pada alamat http://smansa-mempawah.blogspot.com dan  silahkan dilihat sendiri atau untuk di download untuk kepentingan pribadi. Kami mengharapkan masukan dan biodata alumni melalui e-mail : mempawahcomputer@gmail.com

Hal ini agar silaturahmi antara sekolah dan alumni tidak terputus. Dan semua tauladan yang telah alumni lakukan dapat menjadi contoh dan semangat bagi semua siswa saat ini yang sedang belajar di SMAN 1 Mempawah.

Serta ke depan dapat kami menginginkan profil alumni untuk dapat ditampilkan dalam blog ini juga.Sehingga apa yang menjadi cerita dan nostalgia SMA anda dahulu dapat menjadi kenang-kenangan yang dapat juga dibaca dan diketahui oleh semua orang yang mengakses blog ini.

Mempawah, 19 November 2010
Kepala SMAN 1 Mempawah

Ttd

Hamzah

Rabu, 10 November 2010

SMANSA tampil dalam Upacara Hari Pahlawan

Ada yang berbeda dalam upacara Hari Pahlawan 10 November 2010 tingkat Kabupaten Pontianak di Mempawah kali ini. Karena sebelum upacara bendera pada detik-detik Hari Pahlawan didahului oleh penampilan siswa-siswi SMA Negeri 1 Mempawah dengan sebuah kolaborasi tampilan yang menarik. Hal ini disebabkan dengan berkenannya petinggi Kabupaten Pontianak untuk menyaksikan bagaimana penampilan dari Sang Juara EGP 2010 tingkat Kalbar di Pontianak pada upacara bendera 10 November di depan Kantor Bupati Kabupaten Pontianak di Mempawah.

Penampilan tersebut adalah Marching Band, Pom-Pom Boy, Dance, Pasukan Pengibar Bendera dan Pramuka serta Band yang telah membawa SMA Negeri 1 Mempawah menjadi juara EGP 2010 tersebut dengan sedikit penyesuaian penampilan yang diselaraskan dengan jiwa dari Hari Pahlawan.

Tak banyak yang akan diungkap disini, mudah-mudahan beberapa foto yang menyertai tulisan ini dapat memberi gambaran lebih terhadap penampilan tersebut. Terima Kasih.



Rabu, 03 November 2010

Tour de Sedau

Pada hari Minggu tanggal 31 Oltober 2010 keluarga besar SMA Negeri 1 Mempawah mengadakan perjalan dinas (mengikuti bahasanya anggota DPR) ke daerah Sedau Singkawang atau lebih terkenal dengan pantai Pasir Panjang...
Tak banyak diceritakan tetapi foto-foto yang ada akan menceritakan suasananya...




































Template by : kendhin x-template.blogspot.com