Kamis, 28 April 2011

Indonesia

Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, oleh karena itu ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara) Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006,

Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, meskipun secara resmi bukanlah negara Islam. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden yang dipilih langsung. Ibukota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor. Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.

Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya di Palembang menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha telah tumbuh pada awal abad Masehi, diikuti para pedagang yang membawa agama Islam, serta berbagai kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah Maluku semasa era penjelajahan samudra. Setelah berada di bawah penjajahan Belanda, Indonesia yang saat itu bernama Hindia Belanda menyatakan kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II. Selanjutnya Indonesia mendapat berbagai hambatan, ancaman dan tantangan dari bencana alam, korupsi, separatisme, proses demokratisasi dan periode perubahan ekonomi yang pesat.

Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama yang berbeda. Suku Jawa adalah grup etnis terbesar dan secara politis paling dominan. Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"), berarti keberagaman yang membentuk negara. Selain memiliki populasi padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.

Pelajar Indonesia ke Penelitian Dunia

Penelitian siswa SMP dan SMA Indonesia memiliki daya saing internasional. Bahkan, hasil penelitian pelajar remaja Indonesia menempatkan negeri ini jadi peserta terbaik selama dua tahun berturut-turut pada tahun 2009 dan 2010 dalam ajang International Conference of Young Scientist (ICYS).

Sebanyak 12 siswa SMP dan SMA dari berbagai sekolah mewakili Indonesia dalam penyelenggaraan ICYS 2011 di Moscow, Rusia, pada 24-29 April nanti. Para duta pelajar Indonesia ini dilepas Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Djalal di Jakarta, Kamis 21 APRIL 2011

Pelajar SMP yang mewakili Indonesia adalah Fialdy Josua Pattirajawane dan Michael Sunarto (keduanya dari SMP Chandra Kusuma Medan), Christa Lorenzia Soesanto (SMP St.Laurensia Tangerang), serta Ganang Albryansyah (SMPN 1 Bontang). Pelajar SMA yang mewakili Indonesia adalah Arief Ridho Kusuma (SMAN 1 Samarinda), Reza Abdurahmnab (SMA Taruna Nusantara Magelang), Luthfi Mu'awan (SMAN 1 Purwareja), Luh Laksmi Dharayanti Satria (SMAN 1 Singaraja), Ninda Frisky dan Annisa Fitriani (keduanya dari SMAN 1 Yogyakarta), Jessica Lo (SMAK Cita Hati Surabaya)n serta Christy Hong (SMA St.Laurensia Tangerang).

Potensi pelajar Indonesia dalam penelitian perlu dikembangkan. Sebab, mereka adalah generasi muda yang dibutuhkan bangsa untuk menjadi penemu-penemu, yang nantinya mendukung pengembangan ekonomi bangsa yang berbasis ilmu pengetahuan.

Monika Raharti, Koordinator ICYS Indonesia, menjelaskan ICYS merupakan lomba presentasi penelitian untuk siswa sekolah menengah yang bertaraf internasional. Bidang yang dilombakan adalah Fisika, Matematika, Ekologi, dan Ilmu Komputer.

ICYS digagas Dua universitas terkemuka di. Hongaria dan Belarusia pada tahun 1993. Setelah itu, lomba dilaksanakan secara bergiliran di negara-negara Eropa. Indonesia jadi negara Asia pertama yang pernah jadi tuan rumah.

Lomba ini untuk menggali potensi peneliti muda yang kelak dapat berperan dalam penemuan dan pengembangan sains untuk meningkatkan kualitas hidup manusia di dunia.

Sumber : Kompas.com

Selasa, 26 April 2011

Nomor Induk Siswa Nasional

NISN (Nomor Induk Siswa Nasional) merupakan layanan sistem pengelolaan nomor induk siswa secara nasional yang dikelola oleh Bagian Sistem Informasi Biro Perencanaan Depdiknas yang merupakan bagian dari program Dapodik (Data Pokok Pendidikan) Departemen Pendidikan Nasional. Layanan NISN menerapkan sistem komputerisasi yang terpusat dan online untuk pengelolaan nomor induk siswa skala nasional sesuai Standar Pengkodean yang telah ditentukan.

Setiap siswa yang terdaftar pada Layanan NISN akan diberi kode pengenal identitas siswa yang bersifat unik, standar dan berlaku sepanjang masa yang membedakan satu siswa dengan siswa lainnya di seluruh sekolah se-Indonesia. Mekanisme penentuan dan pemberian kode pengenal identitas siswa tersebut prosesnya dilakukan secara otomatis oleh mesin komputer pada Pusat Layanan NISN.

Penentuan dan pemberian kode pengenal identitas siswa tersebut berdasarkan pengajuan atau masukan (entry) sumber data siswa yang telah divalidasi/diverifikasi oleh setiap sekolah dan atau Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten secara online melalui web operator. Hasil dari proses pemberian kode identifikasi oleh Pusat Sistem NISN tersebut ditampilkan secara terbuka dalam batasan tertentu melalui situs NISN.

Tujuan dan Manfaat
  1. Mengidentifikasi setiap individu siswa (peserta didik) di seluruh sekolah se-Indonesia secara standar, konsisten dan berkesinambungan.
  2. Sebagai pusat layanan sistem pengelolaan nomor induk siswa secara online bagi Unit-unit Kerja di Depdiknas, Dinas Pendidikan Daerah hingga Sekolah yang bersifat standar, terpadu dan akuntabel berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi terkini.
  3. Sebagai sistem pendukung program Dapodik dalam pengembangan dan penerapan program-program perencanaan pendidikan, statistik pendidikan dan program pendidikan lainnya baik di tingkat pusat, propinsi, kota, kabupaten hingga sekolah, seperti: BOS (Bantuan Operasional Sekolah), Ujian Nasional, Pangkalan Data dan Informasi Pendidikan, Sistem Informasi Manajemen Sekolah hingga Beasiswa.



    sumber : http://www.kemdiknas.go.id/

Ujian Nasional sebagai Ujian Kejujuran

Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal menilai pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMP di hari pertama sudah berjalan dengan baik dan sesuai standar operasional prosedur (SOP). Kementerian Pendidikan Nasional pun terus berkoordinasi dengan jajaran pemerintah daerah dan sekolah-sekolah.

"Di DKI, baik SMA maupun hari ini untuk SMP, Standar Operasional Prosedur sudah dilakukan dengan ketat. Selain itu, tingkat kecemasan siswa terhadap UN pun tidak seperti yang diduga banyak pihak," tuturnya mengunjungi SMP Negeri 38 Jakarta, (25/04). Wamendikas berharap, UN tidak hanya dijadikan sebagai titik acuan kelulusan siswa secara pribadi, melainkan juga bisa digunakan untuk mengevaluasi perbaikan mutu sekolah.

Fasli mengajak semua pihak untuk melihat UN sebagai ujian kejujuran. "Pertama, kejujuran terhadap sistem pendidikan," katanya. Selain itu, UN juga mengupayakan hasil yang riil, dengan mengutamakan kejujuran pengawasan melalui pengawasan silang. Pengawasan silang merupakan sistem dengan menempatkan guru mata pelajaran tertentu untuk tidak menjadi pengawas UN saat mata pelajaran yang diajarkannya diujikan.

Ia juga menegaskan bahwa dalam sistem pendidikan, tidak boleh ada rasa kecurigaan. "Mari kita lihat UN sebagai semangat kejujuran dalam pencapaian hasil belajar anak-anak," ujarnya.

Sedangkan soal isu kebocoran soal UN dan kunci jawaban, Wamendiknas mengatakan, Kemdiknas telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk menyelidiki kebenarannya. "Semua informasi yang masuk langsung kita tindak lanjuti," tuturnya

sumber :http://www.kemdiknas.go.id/

Senin, 04 April 2011

Ujian Nasional 2011

Ujian Nasional (UN) merupakan istilah bagi penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Berbagai polemik yang berkepanjangan mengenai Ujian Nasional di Indonesia tampak baik bagi demokrasi di negeri ini. Tapi satu hal yang jangan terlupa bahwa siswa peserta UN jangan sampai dibuat ragu atau takut tentang kepastian Ujian Nasional sebagai sarana untuk mengukur kemampuan mereka di bangku sekolahnya. Walaupun UN mengundang pro dan kontra tapi hendaknya tetap di jalur yang semestinya, karena bagaimana pun para siswa terutama siswa SMA / MA adalah para calon Agent of Change yang akan berperan untuk membawa perubahan-perubahan konstruktif bagi negeri ini.

Pemerintah akan menggunakan lima tipe soal dalam Ujian Nasional 2011. Cara tersebut tidak menjamin ujian bakal bebas dari kebocoran tapi setidaknya bisa menekan kemungkinan untuk mencontek.

Menurut Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh, metode tersebut dipakai dengan asumsi satu ruang ujian berisi 30 orang, sehingga bisa mempersulit peserta yang ingin mencontek jawaban rekannya. "Kalau orang ingin mencontek pasti tetap bisa. Ini hanyalah ikhtiar untuk mengurangi kecurangan selama pelaksanaan ujian nasional," kata Nuh, Senin (28/2/2011) di Bandung, Jawa Barat.

Selain penggunaan lima tipe soal, pemerintah juga bakal memperketat alur soal ujian nasional dari percetakan hingga distribusi ke tempat ujian. "Jangan sampai terjadi kebocoran di tengah jalan. Begitu pula dengan pengawasan," kata Nuh, yang akan melibatkan pihak perguruan tinggi melalui pengawas independen. 

Perubahan mendasar pada pelaksanaan ujian nasional baru bisa dilaksanakan tahun 2011. Pasalnya, jika dilakukan dalam ujian nasional tahun ini yang sebentar lagi digelar pemerintah akan menimbulkan kebingungan bagi siswa dan sekolah.

Kesimpulan akhir untuk pelaksanaan UN tahun ini memang belum bulat. Tetapi keinginan untuk memperbaiki UN guna mengakomodasi keinginan masyarakat mesti dilaksanakan. Untuk itu, kajian komprehensif untuk posisi UN sebagai pemetaan dan juga mencari formula baru penggunaan hasil UN yang tidak merugikan anak didik akan dilakukan. “UN tahun 2010 ini sebagai masa transisi untuk perbaikan mendasar UN di tahun berikutnya,” kata Rully Chairul Azwal, Ketua Panitia Kerja Ujian Nasional (UN) Komisi X DPR RI di Jakarta, Jumat (22/1/2010).

Rully menjelaskan DPR tidak lagi mempersoalkan apakah UN kali ini sah pasca Putusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak kasasi pemerintah soal gugatan UN. Dari konsultasi dengan MA, Ketua MA Harifin A Tumpa menegaskan tidak ada penghentian, pelarangan, atau penundaan UN.

Adapun hasil UN sebagai penentu kelulusan, kata Rully, memang masih diperdebatkan. Masih ada fraksi di Komisi X yang meminta supaya hasil UN tidak sebagai syarat kelulusan dan saling memveto.

“Kami menyadari jika standar pendidikan kita belum merata. Jangan sampai UN itu membawa korban pada siswa dan sekolah-sekolah yang belum mencapai standar pelayanan minimum. Tetapi perubahan itu kita siapkan untuk UN berikutnya supaya hasil UN jangan lagi merugikan siswa,” tegas Rully. 

Dari berbagai sumber

Template by : kendhin x-template.blogspot.com