Minggu, 18 Desember 2011

Cyberclass antara Pelaksanaan yang sudah mendekat dan Impian kedepan

Setelah ke Jakarta diklat Cyberclass bersama Seamolec maka kelanjutannya adalah Latihan Ujian bersama dari Januari - April 2011. Iseng2 saya Browsing dan menemukan artikel ini pada alamat http://www.apeksi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1133:dindikrancangcyberclass&catid=98:pendidikan&Itemid=147 yang saya Copy Paste seperti ini :


Perkembangan teknologi yang begitu pesat memberi dampak pada dunia pendidikan. Agar para siswa tidak gagap dengan kemajuan teknologi,Surabaya kini tengah merancang pengembangan cyber class sebagai proyek percontohan.
Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Surabaya setidaknya telah memilih 11 Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai pilot project pengembangan cyber class tersebut. Program cyber class ini mempertemukan siswa dari beberapa sekolah berbeda untuk belajar bersama.
Para siswa bisa bertukar pikiran menyangkut materi pembelajaran di kelas,pengetahuan budaya, hingga kehidupan seharihari. Dalam program ini, Dindik bekerja sama dengan Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Open Learning Centre (Seamolec). Materi cyber class disampaikan dalam bahasa Inggris.

Teknik pelaksanaan pembelajaran dilakukan seperti pembelajaran di dalam kelas pada umumnya.Bedanya,pembelajaran ini disiarkan secara langsung sehingga bisa diikuti dengan cara streaming.Dengan teknik pembelajaranini, semuasiswa yang melihat bisa mendapatkan materi dan penjelasan yang sama dari satu guru. Dengan demikian ini bisa memberikan standar pembelajaran yang sama. Kepala Dindik Kota Surabaya Sahudi menyatakan, untuk kepentingan program ini, pihak Seamolec telah melakukan sosialisasi pada pekan lalu.

Diharapkan, dari program ini dapat lebih memacu sekolah-sekolah lain yang belum menjadi percontohan. Semen-tara itu,untuk sekolah yang telah ditunjuk menjadi sekolah percon-tohan, diharapkan terus menjaga mutu sekolahnya. ”Ke depannya,juga dapat meningkatkan mutu pendidikan di
Surabaya
,” tuturnya. Sementara itu,Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan (Kabid Dikmenjur) Dindik Kota Surabaya Ruddy Winarko mengungkapkan, 11 SMA yang bakal dijadikan pilot project itu di antaranya SMAN 1, SMAN 3, SMAN 7, SMAN 12, SMAN 13, SMAN 14, SMAN 19, SMAN 20, SMAN 21, SMAN 22,dan SMA Al Hikmah.

Dalam koordinasi awal yang dilakukan Kamis (12/8) lalu,ke-11 sekolah itu sudah menyatakan kesiapannya.” Namun, untuk kepastian diterapkannya program cyber classitu masih menunggu kepastian dari Seamolec sebagai penggagas dan pelaksana program,”ungkapnya. Ruddy menegaskan,hingga kini mereka sedang mendalami kemungkinan diterapkannya cyber class pada sekolah-sekolah di
Surabaya
.

Dengan model cyber class tersebut, kesenjangan mutu sekolah yang hingga kini masih ada antara sekolah kompleks dengan sekolah pinggiran bisa dihapuskan. ”Jadi, dengan program ini batas sekolah bermutu dan tidak bisa diminimalkan menjadi setara,” tandasnya.
 (sumber: Seputar Indonesia, 170810

 Catatan Admin :
Pada waktu itu delegasi dari Kab Pontianak ada 24 orang mewakili 4 Sekolah dari kab Pontianak. Setelah kami melapor pada Kepala Dinas ada motivasi dari Kepala Dinas agar kami 4 Sekolah yang menjadi Pilot Proyek dapat melaksanakan Latihan Ujian Bersama tersebut bersama Seamolec. 

Tetapi ada satu keinginan pribadi saya untuk dapat menjadikan proyek ini menjadi Latihan Ujian Bersama SMA dari semua SMA yang ada di Kab Pontianak. untuk itu perlu ada kemauan bersama antara MKKS, MGMP serta Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab Pontianak.


Langkah selanjutnya adalah untuk mempersiapkan MGMP TIK untuk menjadi teknisi dari pelaksanaannya.
semoga impian saya dapat menjadi kenyataan.

Senin, 05 Desember 2011

DIKLAT PERSIAPAN LATIHAN UJIAN BERSAMA DENGAN SYSTEM SEACYBERCLASS - Seamolec Jakarta


Sebanyak  6 orang Guru dari SMA Negeri 1 Mempawah Hilir berangkat ke Jakarta untuk mengikuti DIKLAT PERSIAPAN LATIHAN UJIAN BERSAMA DENGAN SYSTEM SEACYBERCLASS pada tanggal  28 November - 2 Desember 2011

Sebanyak 24 guru SMA negeri dan swasta diberangkatkan ke Jakarta, untuk mengikuti pelatihan dan penyusunan pembuatan soal-soal ujian nasional (UN). Jumlah yang berangkat itu dari SMAN I Mempawah Hilir 6 orang, SMAN I Sui Kunyit 6 orang. SMA Swasta Muhammadiyah  Sui Bakau Kecil 6 orang dan SMA Swasta Amkur Sui Pinyuh juga 6 orang. "Peserta pelatihan akan berangkat secara serentak Senin 28 November dan kembali 2 Desember 2011," terang Hamzah S.Pd, M.Si. Kepala SMAN I Mempawah Hilir ditemui bersama beberapa guru saat pesan  tiket  PP Pontianak-Jakarta.  Dijelaskan, para peserta itu dibiayai dari dana bantuan pusat. Tidak dirinci, alasan apa hanya dua negeri dan dua swata yang dipilih sekolahnya.


Yang pasti  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) akan menerapkan Latihan Ujian Nasional tahun ajaran 2011-2012 sistim on line. Oleh karena itu, para pendidik Sekolah Menengah Atas itu diberikan pendidikan pelatihan. Sepulangnya nanti, mereka akan menerapkan kepada sekolah-sekolah cara-cara menyusun materi mata pelajaran yang di UN kan. Mereka yang berangkat masing-masing Imran Suherman S.Pd (BI), Musa Alamsyah S.Pd (Mtk), Nurlela S.Pd (Kimia), Leroy A Welly (Bing), Nurlizawati (ekonomi) serta Eka Sunusuwarno, S.Si sebagai tenaga tehnisi. 

"Pusat merencanakan untuk melakukan uji coba (try out) materi ujian nasional sistim on line (internet). Pelaksanaan pada hari rabu dan sabtu UN akan dihelat mulai pukul 13.00 WIB ( jam 1 siang, red), dengan menggunakan infocus,". karena sudah ditetapkan jadwalnya, maka anak yang akan mengikuti uji coba Unas itu, sudah siap dikelas 15 menit sebelum dimulai. pasalnya, sistim infocus (internet) anak tidak diberikan lembaran Soal. "Jika terlambat, tentu akan akan rugi. Selain itu, membiasakan anak didik menempuh unas dengan cara online. Semuanya dilakukan dari pusat informasi di Jakarta. Mereka menayangkan melalui internet yang diperbesar melalui infocus untuk lebih memudahkan anak yang duduk dibelakang untuk melihat dan membacanya. 

"Makanya, ada program pengiriman guru untuk mengikuti pelatihan itu. Kami akan kantongi surat tugas (ST) yang dikeluarkan oleh BKD. masing-masing s ekolah sudah mengajukan, tinggal menunggu ST. kami jelas tidak mau menyalahi aturan dan mekanisme yang ada. terlebih bagi guru negeri yang meninggalkan tugas untuk mengikuti pelatihan diluar daerah, wajib mengantongi ST sebagai bentuk pertanggungjawaban, jika sewaktu-waktu ada pemeriksaan," tegas Hamzah.  Sedangkan guru d ari SMAN I Sui Kunyit yang berangkat adalah M.Amin, samsu, Candra, Rihen okta Sriwukim, Nurmaniar dan Oktafiani. dari Muhammdiyah yang diberangkatkan adalah A Jeriah Kasim, Yusmayana, Sri yanti, Sri Nurhana dan Sukma Yudi.
Mungkin saja akan diberikan materi tentang uji coba atau try out UN dengan pola online. Sehingga para guru akan diberikan pemahaman tentang bagaimana cara penerapannya kepada para siswa nanti. Agar pelaksanaan UN mendatang dapat berjalan dengan baik dan lancar sebagaimana diharapkan.
Setelah pulang dari kegiatan pelatihan tersebut, imbuh Hamzah pihaknya akan menerapkan pola dan ilmu yang didapat tersebut kepada para siswanya. Sekaligus mempersiapkan siswa menghadapi UN mendatang. Dengan harapan, siswa mendapatkan nilai terbaiknya dan lulus dengan prestasi terbaik.
Para siswa akan kita berikan try out tentang UN sistem online ini. Sehingga siswa tidak canggung dan terbiasa dengan pola online tersebut. Siswa tidak akan mendapatkan lembaran soal, melainkan hanya lembaran jawaban saja. Karena, soal UN akan ditayangkan secara online dari Jakarta
Selain itu, pihaknya juga akan membiasakan siswa untuk disiplin waktu. Yakni siswa harus sudah masuk kelas tepat waktu. Minimal 15 menit sebelum pelaksanaan UN dimulai.
Kalau dulu menggunakan soal langsung, siswa dapat mengulang soal-soal yang belum dimengerti atau dipahami. Kalau pun datang terlambat, siswa dapat menyusul. Tapi dengan menggunakan sistem online ini tidak akan ada kesempatan untuk mengulang soal yang terlewat
Karenanya, untuk mengantisipasi keterlambatan itu para siswa harus hadir di kelas paling lambat 15 menit sebelum UN dimulai. Dengan begitu, siswa akan lebih mudah dan tenang dalam menjawab soal-soal yang diujikan
Pelaatihan yang dilaksanakan selama 5 (lima ) hari yang sedianya dilaksanakan di SEAMOLEC Kompleks Kampus UT Pondok Cabe Jakarta dikarenakan bersamaan dengan adanya Wisuda Mahasiswa UT akhirnya dipindahkan ke Hotel ALIA Pasar Baru Jakarta Pusat.
Materi Diklat adalah pembuatan soal untuk Guru-guru Mata pelajaran UN dengan menggunakan soal-soal standar SNMPTN serta mengaplikasikannya untuk proses Latihan Ujian Bersama serta Pengemasan soal Online untuk tenaga Teknisi.
Beberapa gambar yang menunjukan kegiatan kami dalam acara tersebut.















Latihan Ujian Bersama (LUB) sistem seacyberclas adalah metoda ujian dengan teknik menggunakan proyektor LCD sebagai penampil soal. Soal ditampilkan per-slide dengan banyaknya siswa tidak terbatas dan kertas jawaban menggunakan LJK.

Jawaban siswa pada LJK diproses menggunakan scaner dan diproses kembali menggunakan LJK reader agar didapatkan nilai. Nilai-nilai siswa tersebut kemudian di upload ke web seacyberclass untuk dibuatkan grafiknya.

Perangkat yang diperlukan untuk menyelenggarakan LUB Sistem SEACYBERCLASS:
  1. komputer PC atau Laptop,
  2. koneksi internet (modem),
  3. scanner,
  4. LJK reader
  5.  
     
     
    Mempawah, 7 Desember 2011
    Kepala SMA N 1 Mempawah
                 Ttd.
    Hamzah, S.Pd, M.Si
     

Rabu, 05 Oktober 2011

Beban Jam Mengajar antara Kualitas dan Kuantitas

Kebijakan yang dirancang pemerintah untuk menambah beban jam mengajar guru haruslah dengan tujuan memperkuat kualitas pendidikan di kelas-kelas. Karena itu, beban jam mengajar guru jangan hanya dimaknai secara sempit menyampaikan materi pembelajaran secara tatap muka di kelas.

Oleh karena itu, usul Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang menetapkan jam mengajar guru menjadi 27,5 jam bukanlah upaya yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Pemerintah justru seharusnya mendesain beban kerja yang mampu membuat guru mengoptimalkan kualitas pengajaran.


Kinerja guru jangan hanya dilihat dari jam tatap muka di kelas. Kinerja guru semestinya dihargai dari mulai persiapan hingga evaluasi. Tetapi dalam Undang-Undang Guru dan Dosen, beban kerja guru dimaknai murni mengajar di depan kelas selama 24 jam. Itu pun sulit dipenuhi sebagian besar guru.

"Anehnya, sekarang ditambah lagi menjadi 27,5 jam. Kebijakan ini hanya mengejar kuantitas jam mengajar guru, bukan kualitas pembelajaran yang dilakukan seorang guru, kata Fakhrul Alam, Tim Kajian Kebijakan Federasi Serikat Guru Indonesia (FGSI), Selasa (4/10/2011) dalam acara menyambut Hari Guru Internasional 5 Oktober di Jakarta.

Fakhrul mengatakan, jumlah jam tatap muka yang ideal untuk guru adalah 18-20 jam pelajaran jika ingin mutu pendidikan meningkat. Konsekuensinya, guru-guru mesti bertanggung jawab untuk mengembangkan pembelajaran secara individual yang mendorong pengembangan potensi dan kreativitas siswa.
Menurut Retno Listiyarti, Sekretaris Jenderal FGSI, kebijakan pemerintah soal guru saat ini justru tidak berorientasi pada peningkatan mutu. Kebijakan pemerintah justru menimbulkan stres pada guru mulai dari beban jam mengajar tatap muka yang ditambah hingga pelaksanaan sertifikasi dan pembayaran tunjangan yang bermasalah.

Sorotan terhadap ketidakbecusan pemerintah mengurusi guru juga datang dari Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistiyo. "Kondisi kerja guru, perlindungan, penghargaaan, hingga pendidikan dan pelatihan berkelanjutan bagi guru belum disediakan dengan baik oleh pemerintah untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan nasional," kata Sulistiyo

sumber : kompas.com http://edukasi.kompas.com/read/2011/10/04/22032583/Beban.Jam.Mengajar.Jangan.Abaikan.Kualitas 

Jumat, 30 September 2011

F-Commerce: Shopping Mall Era Baru?

Pada dasarnya F-Commerce merupakan perdagangan elektronik (e-commerce) melalui situs jejaring sosial dengan jumlah anggota terbanyak, 800 juta pengguna di 213 negara, Facebook. Jejaring sosial terpopuler saat ini di dunia akan menjadi platform untuk memfasilitasi dan mengeksekusi transaksi penjualan dan pembelian antara merk/ peritel yang ada.

Asal Usul F-Commerce

Cikal bakal F-Commerce bisa dikatakan lahir sejak diluncurkannya FB Pages yang membuat merk suatu produk atau layanan bisa terpampang di halaman web mereka mulai bulan November empat tahun silam. Beberapa fitur lain yaitu virtual gift dan Marketplace sudah lebih dulu diumumkan.

Pada bulan Juli tahun 2009, transaksi pertama di Facebook terjadi. Setahun kemudian, tepatnya di bulan Agustus, maskapai penerbangan Amerika Serikat, Delta Air Lines, mengumumkan bahwa pemesanan tiket bisa dilakukan melalui Facebook. Pada bulan yang sama, fitur terbaru, check-in, diluncurkan. 3 bulan kemudian, fitur transaksional mulai ditambahkan dengan check-in deals. Facebookers juga bisa membeli produk riil menggunakan FB Credits.

Fitur lain yang tidak kalah penting adalah FB Questions di mana pemilik merk bisa memperoleh insight dari para konsumennya. Warner Bros, perusahaan raksasa media dan hiburan, menyediakan film yang dapat diunduh dan disewa via Facebook yaitu Dark Knight.

Bulan Juli lalu, semua pengembang game diwajibkan untuk menggunakan FB Credits sebagai metode pembayaran. Hal ini menjadikan mata uang virtual tersebut menjadi kian populer di kalangan pengguna.

Segelintir Kisah Sukses F-Commerce

Toko Lady Gaga merupakan toko yang paling disukai di Facebook dengan hampir 44 juta fans, mulai dari CD sampai dengan USB flash disk diperjualbelikan sementara Social Plug-Ins menuai sukses yang cukup besar.

Setiap harinya, 10.000 situs web mengintegrasikan dirinya dengan Facebook sejak social plug-ins diluncurkan. Setelah penambahan tombol Like, American Eagle memperoleh peningkatan transaksi sebesar 57%. 56% pengguna FB yang mengklik situs web penjual karena post yang ada di FB.

Situs e-commerce Levi's, produsen jins ternama di dunia, juga menuai “berkah” dari adanya tombol Like, baik yang ada di Facebook maupun diintegrasikan ke situs lain. Trafik ke situs web mereka mengalami peningkatan yang signifikan, 40 kali, sejak menggunakan tombol yang digunakan oleh ratusan ribu situs web pada pertengahan tahun lalu.

Screenshot

Gambar: Tampilan Lady Gaga Store, Salah Satu Toko di Facebook

Sarana dan Prasarana

Facebook sendiri menyadari bahwa kesiapan merk yang menjadi anggota mereka untuk melakukan transaksi e-commerce masihlah minim. Hanya sekitar 8% dari merk yang ada yang memiliki kemampuan transaksional. Paypal dan Authorize.Net pun digandeng dengan tujuan agar proses pembayaran atas transaksi yang terjadi menjadi lebih mudah yang secara tidak langsung diharapkan akan mendorong jumlah merk untuk berpartisipasi dalam aktivitas e-commerce di Facebook.

Aplikasi Pavyment dikembangkan menggunakan Application Programming Interface (API) Paypal agar merk dan merchant menjadi lebih mudah untuk membuat toko di Facebook Page. Bagi merek dan merchant yang sudah memiliki toko virtualnya sendiri bisa memanfaatkan fitur Etsy-to-Facebook sehingga daftar produk yang ingin dijual bisa langsung diimpor ke Facebook Page. Para pengguna yang sudah memberikan status “Like” bisa memperoleh diskon khusus saat berbelanja produk dari merk dan merchant yang bersangkutan.

Tidak seperti jejaring sosial lain atau situs social commerce lainnya, Facebook tidak mengutip biaya transaksi atas aktivitas e-commerce yang terjadi pada page mereka. Yang mereka dapatkan adalah komisi sebesar 30% dari penjualan virtual goods.

Sumber penerimaan lain adalah penjualan digital gift dan real gift (bunga, permen, kue, tiket) di Gift Shop dan Real Gifts. Dengan kerjasama ini, Facebook dapat memanfaatkan dukungan Paypal terhadap penggunaan mata uang asing, yang jumlahnya saat ini mencapai 25 mata uang.

Facebook juga menyadari bahwa proses pencarian dan kolaborasi merchant dengan mereka perlu dibuat lebih mudah. Adapun Wishpond, melakukan agregasi daftar produk yang ditawarkan oleh 2000 merchant untuk mesin pencari Facebook.

Calon pembeli, konsumen maupun pelanggan bisa mencari produk yang diinginkan serta ditawarkan oleh merchant terdekat dengan mesin pencari tersebut. Apabila sudah memilih produk yang dibutuhkan, calon pembeli akan diarahkan ke situs merchant untuk melakukan pembayaran.

Agar pertumbuhan merchant bisa berkembang pesat, mereka perlu diberikan kemudahan Toko online dapat dibuat dalam waktu singkat menggunakan fitur RetailConnect.

Faktor Penentu dan Proyeksi

Mesin pencari (31%), mesin rekomendasi (27%), dan jejaring sosial (5%) merupakan 3 faktor kunci yang mempengaruhi keberhasilan e-commerce sebagaimana disampaikan oleh riset dari socialcommercetoday.com.

Potensi pertumbuhan e-commerce di seluruh dunia terbilang luar biasa. Tahun 2015, nilai e-commerce diperkirakan akan melonjak enam kali lipat, yaitu 14 miliar dolar untuk Amerika Serikat dan 16 miliar dolar untuk negara di luar Amerika Serikat. 40% dari transaksi e-commerce ditengarai akan dilakukan melalui jejaring sosial yang ada.

Salah satu rumah mode ternama, Oscar de la Renta yang cukup aktif dalam berbagai jejaring sosial, Facebook, Twitter dan Tumblr mulai tahun lalu, berhasil memperoleh respons positif saat memperkenalkan koleksi terbarunya di pertengahan tahun lalu. Tahun ini mereka mempromosikan wewangian terbarunya untuk wanita, setelah sekian tahun lamanya, Esprit d'Oscar dengan memberikan sampel gratis kepada mereka yang memberi penilaian “like” di page mereka di Facebook.

Sangatlah menarik untuk mengikuti perkembangan label yang didirikan tahun 1965 tersebut sebagaimana dinyatakan oleh sang CEO, Alex Bolen, bahwa rumah mode asal Amerika Serikat ini sudah memutuskan untuk menggunakan Facebook sebagai media utama e-commerce mereka.

Cloud Computing

Komputasi awan (bahasa Inggris: cloud computing) adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer ('komputasi') dan pengembangan berbasis Internet ('awan'). Awan (cloud) adalah metefora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer. Sebagaimana awan dalam diagram jaringan komputer tersebut, awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya.Ia adalah suatu metoda komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan (as a service),  sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet ("di dalam awan") tanpa mengetahui apa yang ada didalamnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya.Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasi IEEE Internet Computing "Cloud Computing adalah suatu paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain."

Komputasi awan adalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS, Web 2.0, dan tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum secara daring yang diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di server.

Sumber : Wikipedia.com

Sabtu, 13 Agustus 2011

UPAYA MENDISIPLINKAN SISWA MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER


Abstrak : Banyak terjadi masalah-masalah sosial di era reformasi ini. Masalah-masalah tersebut juga berimbas kepada kehidupan sekolah – bahkan di sekolah dasar. Masalah-masalah sosial tersebut mengerucut kepada kedisiplinan siswa. Solusi atas kedisiplinan siswa tersebut adalah pendidikan karakter. Untuk dapat melaksanakan pendidikan karakter, diperlukan pemahaman yang baik terhadap pendidikan karakter, yaitu pemahaman tentang pengertian pendidikan karakter, nilai-nilai pendidikan karakter, ruang lingkup pendidikan karakter, dan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dasar.

Kata Kunci : kedisiplinan, pendidikan karakter, pelaksanaan pendidikan karakter
Masyarakat Indonesia saat ini berada di era reformasi. Era reformasi adalah era baru setelah era era orde baru. Era reformasi ditandai dengan pelaksanaan hak asasi manusia secara utuh, dalam arti semua hak-hak manusia dihargai dan dijun-jung tinggi dengan memperhatikan hak-hak orang lain. Namun hal ini disalah-artikan dalam pelaksanaannya. Hak-hak seseorang diminta untuk dihargai dengan sebebas-bebasnya tanpa memperhatikan hak-hak orang lain serta norma dan aturan yang berlaku. akibatnya, banyak terjadi masalah-masalah sosial di masyarakat. Sebagai contoh adalah adanya tindak kekerasan yang terjadi di mana-mana, tawuran antar pelajar, kurangnya rasa hormat dan sopan santun kepada orang yang lebih tua dan lain sebagainya.
Masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat juga memberi imbas kepada kehidupan di sekolah – tidak hanya di sekolah-sekolah tingkat atas, bahkan di sekolah dasar pun kerap terjadi masalah-masalah sosial tersebut. Adapun masalah-masalah tersebut meliputi pelanggaran-pelanggaran terhadap norma-norma yang berlaku di masyarakat. Masalah-masalah yang sering dijumpai adalah adanya siswa yang kurang hormat kepada bapak/ibu guru, kekerasan kepada siswa lainnya dan lain sebagainya.
Identifikasi masalah-masalah sosial di sekolah mengarah kepada adanya kekurangdisiplinan siswa. Ditengarai penyebab-penyebab adanya kekurang-disiplinan siswa adalah kurangnya kepedulian pihak-pihak di sekitar siswa. Penyebab lainnya adalah mudahnya siswa mendapatkan “informasi” tanpa adanya penyaringan terlebih dahulu.
Pendidikan karakter dipandang sebagai solusi adanya kekurangdisiplinan siswa di sekolah. Pendidikan karakter dijadikan alat untuk mengkarakterkan siswa. Melalui kegiatan ini, siswa dilatih bertindak sesuai dengan norma dan aturan berlaku. Melalui kegiatan ini pula, siswa dibiasakan melaksanakan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat seperti gotong-royong, sopan santun, saling menghormati, dan lain sebagainya.
Sejak Indonesia berdiri, pendidikan karakter terus dikumandangkan. Sebagai bukti adalah Presiden Soekarno mencanangkan nation and character building dalam rangka membangun dan mengembangkan karakter bangsa Indonesia guna mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila (Puskur, 2010 : 1). Dilanjutkan pada masa orde baru, Presiden Soeharto mencanangkan pelatihan atau penataran P 4. Pada masa reformasi ini, pendidikan karakter juga menjadi prioritas pendidikan karakter juga Adanya bukti-bukti tadi memberikan gambaran bahwa pendidikan karakter bukan hal baru. Namun demikian, di era reformasi ini, pendidikan karakter juga menjadi prioritas pembangunan SDM bangsa Indonesia. Hal ini tampak dalam UU Sisdiknas. Namun demikian, pelaksanaannya nampak surut bahkan tidak ada sama sekali. Untuk itu, diperlukan adanya penghidupan kembali pendidikan karakter.
Diperlukan pemahaman lebih lanjut untuk melaksanakan pendidikan karakter. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas pengertian pendidikan karakter, nilai-nilai pendidikan karakter, ruang lingkup pendidikan karakter dan penerapan pendidikan karakter di sekolah dasar. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan pengertian pendidikan karakter, nilai-nilai pendidikan karakter, ruang lingkup pendidikan karakter, dan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dasar.

PEMBAHASAN
Penjelasan tentang adalah meliputi pendidikan karakter, nilai-nilai pendidikan karakter, ruang lingkup pendidikan karakter, dan penerapan pendidikan karakter di sekolah dasar. Masing-masing hal tersebut dijelaskan berikut ini.

Pengertian
Pengertian pendidikan karakter berkaitan dengan pengertian pendidikan dan karakter. Pendidikan adalah Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi siswa (Puskur, 2010: 4). Pengertian karakter Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain (Puskur, 2010 : 5). Bila dua pengertian tadi digabung, akan menjadi pendidikan yang mengkarakterkan siswa. Lebih lanjut, pengertian pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri siswa sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif (Puskur, 2010 : 4).
Pengertian pendidikan karakter memiliki dua kata kunci. Kata kunci yang pertama adalah isi pendidikan karakter. Isi berkaitan dengan “apa yang akan dilaksanakan” dalam pendidikan karakter. Isi pendidikan karakter meliputi nilai nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional (Puskur, 2010 : 6). Kata kunci yang kedua adalah pelaksanaan pendidikan karakter. Untuk dapat melaksanakan pendidikan karakter, perlu diketahui fungsi dan tujuan pendidikan karakter. Adapun fungsi dan tujuan pendidikan karakter adalah :
1. pengembangan: pengembangan potensi siswa untuk menjadi pribadi berperilaku baik; ini bagi siswa yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa;
2. perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi siswa yang lebih bermartabat; dan
3. penyaring: untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat. (Puskur, 2010 : 7)
Sedangkan tujuan pendidikan karakter adalah:
1. mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif siswa sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa;
2. mengembangkan kebiasaan dan perilaku siswa yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius;
3. menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab siswa sebagai generasi penerus bangsa;
4. mengembangkan kemampuan siswa menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan
5. mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa Kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity). (Puskur, 2010 : 7)

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Nilai-nilai pendidikan karakter perlu dikembangkan di sekolah. nilai ini berlaku universal, karena dapat digunakan oleh seluruh siswa di Indonesia tanpa adanya diskriminasi terhadap pihak-pihak tertentu. Nilai-nilai ini bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.
1. Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.
2. Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan Kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara (Puskur, 2010 : 8).
Nilai-nilai pendidikan karakter perlu dijabarkan sehingga diperoleh deskripsinya. Deskripsi beguna sebagai batasan atau tolok ukur ketercapain pelaksanaan nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah. adapun deskripsi nilai-nilai pendidikan karakter adalah sebagai berikut.

Tabel 1 Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter
Nilai Deskripsi
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
pemeluk agama lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,
serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8.Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebang-saan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa.
12.Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13.Bersahabat/ Komuniktif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingku-ngan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggun- jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Puskur (2010 :_)

Ruang Lingkup Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter meliputi dua aspek aspek yang dimiliki manusia, yaitu aspek ke dalam dan aspek keluar. Aspek ke dalam atau aspek potensi meliputi aspek kognitif (olah pikir), afektif (olah hati), dan psikomotor (olah raga). Aspek ke luar yaitu aspek manusia dalam konteks sosiokultur dalam interaksinya dengan orang lain yang meliputi interaksi dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Masing-masing aspek memiliki ruang yang berisi nilai-nilai pendidikan karakter. Penjelasan ruang lingkup pendidikan karakter terdapat pada bagan berikut ini.
image
Bagan 1 Ruang Lingkup Pendidikan Karakter (Puskur, 2011: 4)

Penerapan Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar
Penerapan pendidikan karakter di sekolah dasar dilakukan pada ranah pembelajaran (kegiatan pembelajaran), pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar, kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat. Adapun penjelasan masing-masing ranah tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kegiatan pembelajaran
Penerapan pendidikan karakter pada pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan strategi yang tepat. Strategi yang tepat adalah strategi yang menggunakan pendekatan kontekstual. Alasan penggunaan strategi kontekstual adalah bahwa strategi tersebut dapat mengajak siswa menghubungkan atau mengaitkan materi yang dipelajari dengan dunia nyata. Dengan dapat mengajak menghubungkan materi yang dipelajari dengan dunia nyata, berati siswa diharapkan dapat mencari hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan itu, siswa lebih memiliki hasil yang komprehensif tidak hanya pada tataran kognitif (olah pikir), tetapi pada tataran afektif (olah hati, rasa, dan karsa), serta psikomotor (olah raga) (Puskur, 2011 : 8).
Adapun beberapa strategi pembelajaran kontekstual antara lain (a) pembelajaran berbasis masalah, (b) pembelajaran kooperatif, (c) pembelajaran berbasis proyek, (d) pembelajaran pelayanan, dan (e) pembelajaran berbasis kerja. Puskur (2011 : 9) menjelaskan bahwa kelima strategi tersebut dapat
memberikan nurturant effect pengembangan karakter siswa, seperti: karakter cerdas, berpikir terbuka, tanggung jawab, rasa ingin tahu.

2. Pengembangan Budaya Sekolah dan Pusat Kegiatan Belajar
Pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri, yaitu kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, dan, pengkondisian. Adapun hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan rutin
kegiatan rutin merupakan kegiatan yang rutin atau ajeg dilakukan setiap saat. Kegiatan rutin dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan siswa secara terus menerus dan konsisten setiap saat (Puskur, 2011: 8). Beberapa contoh kegiatan rutin antara lain kegiatan upacara hari Senin, upacara besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan, piket kelas, shalat berjamaah, berbaris ketika masuk kelas, berdoa sebelum pelajaran dimulai dan diakhiri, dan mengucapkan salam apabila bertemu guru, tenaga pendidik, dan teman.
b. Kegiatan spontan
Kegiatan spontan dapat juga disebut kegiatan insidental. Kegiatan ini dilakukan secara spontan tanpa perencanaan terlebih dahulu. Contoh kegiatan ini adalah mengumpulkan sumbangan ketika ada teman yang terkena musibah atau sumbangan untuk masyarakat ketika terjadi bencana.
c. Keteladanan
Keteladanan merupakan sikap “menjadi contoh”. Sikap menjadi contoh merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan dan siswa dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi siswa lain (Puskur, 2011: 8). Contoh kegiatan ini misalnya guru menjadi contoh pribadi yang bersih, rapi, ramah, dan supel.
d. Pengkondisian
Pengkondisian berkaitan dengan upaya sekolah untuk menata lingkungan fisik maupun nonfisik demi terciptanya suasana mendukung terlaksananya pendidikan karakter. Kegiatan menata lingkungan fisik misalnya adalah mengkondisikan toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang di lorong sekolah dan di dalam kelas (Puskur, 2011: 8). Sedangkan pengkondisian lingkungan nonfisik misalnya mengelola konflik antar guru supaya tidak menjurus kepada perpecahan, atau bahkan menghilangkan konflik tersebut.

3. Kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ko dan ekstra kurikuler merupakan kegiatan-kegiatan di luar kegiatan pembelajaran. Meskipun di luar kegiatan pembelajaran, guru dapat juga mengintegrasikannya dalam pembelajaran. Kegiatan-kegiatan ini sebenarnya sudah mendukung pelaksanaan pendidikan karakter. Namun demikian tetap diperlukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang baik atau merevitalisasi kegiatan-kegiatan ko dan ekstra kurikuler tersebut agar dapat melaksanakan pendidikan karakter kepada siswa.

4. Kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat
Kegiatan ini merupakan kegiatan penunjang pendidikan karakter yang ada di sekolah. rumah (keluarga) dan masyarakat merupakan partner penting suksesnya pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah. pelaksanaan pendidikan karakter sebaik apapun, kalau tidak didukung oleh lingkungan keluarga dan masyarakat akan sia-sia. Dalam kegiatan ini, sekolah dapat mengupayakan terciptanya keselarasan antara karakter yang dikembangkan di sekolah dengan pembiasaan di rumah dan masyarakat (Puskur, 2011: 8). 

Sumber : http://infobuatkita.wordpress.com/2011/05/16/upaya-mendisiplinkan-siswa-melalui-pendidikan-karakter-2/

Minggu, 05 Juni 2011

Reuni angkatan Tahun 1987 SMA N 1 Mempawah

Tanggal 5 Juni 2011, mungkin menjadi tanggal penting bagi sebagian alumni SMANSA Mempawah angkatan tahun 1987. Pada tanggal ini beliau-beliau yang dulu menjadi siswa SMA Negeri 1 Mempawah dan Lulus tahun 1987 berkumpul dan bernostalgia di Pantai Kijing.
Bersilaturahmi, bernostalgia, bercerita tentang masa lalu dengan kawan dan guru, serta berbagai macam acara mereka adakan untuk mengenang masa-masa mereka menjadi warga abu-abu putih.
Diundang pada saat itu seluruh mantan guru, Kepala Sekolah dan Guru serta staff SMA Negeri 1 Mempawah untuk dapat bernostalgia bersama.
Terharu juga melihat mereka merangkul dan memeluk guru mereka di SMA dulu, teringat betapa dulu mereka degil dengan segala tingkah laku remaja mereka dulu. Bahkan ada juga yang sempat menangis haru ketika memeluk guru yang dulu mengajarnya yang tak tahu bagaimana perasaan mereka mengingat apa yang dulu telah diperbuat terhadap gurunya sewaktu masih menjadi siswa SMA.
Banyak cerita diungkapkan dalam acara ini oleh mantan siswa yang sekarang telah menjadi Lurah, anggota DPR, penjual buah, aktifis LSM, Doktor, Toke serta tak tahu lagi berapa dari mereka banyak yang tak bisa hadir karena berada diluar negeri.
























Tak bisa digambarkan suasana reuni tersebut, semoga gambar-gambar yang sempat terekam oleh kamera ini dapat mewakili dan menceritakan bagaimana suasana dalam acara tersebut.

Senin, 16 Mei 2011

SMA N 1 Mempawah Lulus 100%

Sesuai dengan proses yang telah dijalani oleh Siswa, melalui proses belajar mengajar selama 3 tahun serta dengan Ujian Sekolah dan Ujian Nasional pada tanggal 16 Mei 2011 diumumkan kelulusan siswa SMA N 1 Mempawah adalah 100% atau seluruh siswa kelas XII program IPA dan IPS semuanya dinyatakan Lulus.


Berikut Kilasan gambardari proses pengumuman dan kegembiraan siswa pada saat pengumuman.













Template by : kendhin x-template.blogspot.com