Berdasarkan Konferensi Tingkat Menteri
Negara-negara Anggota PBB pada tanggal 17 November 1965 di Teheran,
Iran, UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization) menetapkan tanggal 8 September sebagai Hari Aksara
Internasional (International Literacy Day). Mengingat masih tingginya
jumlah penduduk tuna aksara di dunia, UNESCO mencanangkan Satu Dekade
Keaksaraan Persatuan Bangsa-Bangsa atau UNLD (United Nations Literacy
Decade) 2003-2012.
Dekade peningkatan penduduk global ini dibagi atas
lima tema, yaitu: 1. Keaksaraan dan Gender (2003-2004); 2. Keaksaraan
dan Pembangunan Berkelanjutan (2005-2006); 3. Keaksaraan dan Kesehatan
(2007-2008); 4. Keaksaraan dan Pemberdayaan (2009-2010); dan 5.
Keaksaraan dan Perdamaian (2011-2012). Sejak tahun 1948 Indonesia
memulai gerakan pemberantasan buta aksara secara besar-besaran, dalam
kepemimpinan Presiden Soekarno.
Program ini berlanjut dengan program kelompok
belajar Paket A Terintegrasi Pendidikan Mata Pencaharian. Keberhasilan
pendidikan dasar dan peningkatan keaksaraan penduduk ditandai dengan
perolehan penghargaan “Avicenna Award” dari UNESCO yang diserahkan
kepada Presiden Soeharto pada tahun 1994. Tahun pertama Dekade
Keaksaraan Bangsa-Bangsa di Indonesia ditandai dengan peringatan Hari
Aksara Internasional ke-38, sekaligus pencanangan Gerakan Membaca
Nasional oleh Presiden RI Megawati Soekarnoputri pada tanggal 12
November 2003.
Pada 2 Desember 2004, Presiden RI Susilo Bambang
Yudhoyono mendeklarasikan Gerakan Nasional Percepatan Pemberantasan Buta
Aksara, yang kemudian dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009, sebagai salah satu prioritas
program pembangunan di bidang pendidikan. Untuk mewujudkan hal tersebut,
pada tahun 2006 telah dikeluarkan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006
tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara.
Sejalan dengan keberhasilan penuntasan tuna aksara, Indonesia mendapat penghargaan dari Laura Bush, Duta Keaksaraan Internasional. Sehingga Ibu Negara Ani Yudhoyono berbicara Upaya Pemberantasan Buta Huruf se-Dunia (UNESCO Regional Conferences in Support of Global Literacy) pada Konferensi Regional UNESCO di Beijing, pada 31 Juli 2007. Peringatan Hari Aksara Internasional di Indonesia pun terus dilaksanakan dengan mengambil tema selaras tema UNLD.
Sumber : www.kemdiknas.go.id